Khatamun Nabiyyin Gelar Safari Dakwah Rutin 1446 H, Jangkau Pelosok Nusantara dengan Cahaya Cinta

Di tengah semarak bulan suci Ramadan 1446 H, Pesantren Tinggi Khatamun Nabiyyin Jakarta yang sudah dikenal kreatif dan inovatif dalam membuat gebrakan program-program menarik dan inspiratif, kembali menggelar program tahunan “Safari Dakwah Khatamun Nabiyyin”. Program ini merupakan wujud nyata pengabdian dan tanggung jawab dakwah kepada masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah pelosok. Program dakwah yang dijalankan oleh para da’i dan da’iyah Khatamun Nabiyyin tidak terbatas pada satu program atau untuk kalangan tertentu, melainkan menyentuh seluruh lapisan masyarakat dengan beragam program dakwah yang menarik dan efisien.

Sebanyak puluhan mahasantri pilihan diterjunkan sebagai da’i dan da’iyah ke berbagai pelosok negeri, membawa misi mulia untuk menyebarkan ilmu agama, membimbing umat, dan menghidupkan syiar Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin.Tahun ini, para dai muda tersebut menyebar ke tujuh wilayah, yaitu Pare-pare, Sidrap, Wajo, Lampung, Gowa, Tosora,, dan Mamasa. Mereka dituntut untuk aktif berdakwah setiap hari, siang dan malam, serta melaporkan kegiatan harian mereka kepada pembina Khatamun Nabiyyin.

Safari dakwah ini tidak hanya berlangsung selama bulan Ramadan, tetapi selama tiga bulan penuh, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur dakwah yang berkelanjutan di setiap titik dakwah.

Setiap wilayah memiliki karakteristik dan tantangan dakwah yang unik. Namun, semangat juang para dai dan Da’iyah Khatamun Nabiyyin tidak surut. Mereka berupaya maksimal untuk memberikan pemahaman agama yang benar dan relevan dengan konteks lokal.

Di Sidrap misalnya, menurut Aliyah Fathimah salah satu da’iyah yang ditugaskan di sana, tidak hanya mengajarkan Islam kepada masyarakat, tetapi juga merintis pembangunan tempat belajar Al-Qur’an, mendirikan Madrasah Qur’aniyah Al-Iman, dan mengadakan Pesantren Kilat Ramadan, Festival Kids, Peringatan Nuzulul Qur’an, Diskusi Ilmiah, dan program menarik lainnya.

Begitu juga di Tosora, Wajo, peran para da’i dan da’iyah sangat vital dalam merawat dan menghidupkan kegiatan keagamaan di Masjid Tua Tosora, yang bersebelahan dengan makam Syekh Jumadil Qubra, datuk para Wali Songi. Mereka secara rutin menyelenggarakan tadarus Al-Quran, pengajian, pendidikan Al-Quran, shalat tarawih, serta ceramah tarawih dan subuh. Selain di Masjid Tua Tosora, kegiatan serupa juga diadakan di beberapa masjid lain di wilayah tersebut.Safari Dakwah Khatamun Nabiyyin bukan sekadar program rutin. Ini adalah perjalanan spiritual yang penuh dengan perjuangan, pengorbanan, dan pembelajaran. Para da’i dan da’iyah tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga belajar memahami realitas kehidupan masyarakat di pelosok negeri.

“Kami menyaksikan sendiri bagaimana Islam tumbuh dan berkembang di berbagai daerah, dengan segala dinamika dan tantangannya,” ujar Ustaz AlQuds salah satu koordinator lapangan.

Khatamun Nabiyyin berharap, upaya yang telah dilakukan dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. Lembaga pendidikan ini juga berharap, masyarakat yang telah mendapatkan bimbingan dapat menjadi agen perubahan di daerah masing-masing, meneruskan estafet dakwah.

“Semoga Allah SWT Meridai setiap langkah yang kami ambil. Semoga syiar Islam yang penuh cinta terus berkumandang di seluruh penjuru Nusantara,” pungkas Ustaz Akhyar Program Safari Dakwah Khatamun Nabiyyin 1446 H ini menjadi bukti nyata komitmen Pesantren Tinggi Khatamun Nabiyyin dalam berkontribusi bagi kemajuan bangsa, melalui penyebaran nilai-nilai Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *