Sebagai salah satu upaya strategis dalam mendorong peningkatan kualitas kepemimpinan santri, pondok pesantren Khatamun Nabiyyin mengadakan kegiatan LDKS. Latihan Dasar Kepemimpinan Santri yang terlaksana dengan mengusung tema “Building a Quality Leadership with Character Muhammady in the Z Generation”. Kegiatan ini sukses meningkatkan antusiasme Para santri yang diikuti oleh 109 peserta pada semua jenjang kelas.
Kegiatan LDKS berlangsung dalam 3 sesi dan diselingi dengan ice breaking pada setiap sesinya. Santri yang mengikuti kegiatan ini dikelompokkan menjadi beberapa kelompok oleh panitia pelaksana. Materi-materi yang disampaikan pada LDKS ini antara lain; kepemimpinan, kepemimpinan di bidang komunikasi, dan komunikasi efektif.
Komunikasi adalah fenomena yang dilakukan sehari-hari baik secara individu maupun kelompok. Komunikasi juga terjadi pada skala lokal, regional, dan internasional. Komunikasi dan kepemimpinan merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Pemimpin harus punya daya tarik dan mampu menyatukan rasa emosionalnya terhadap pendengarnya secara faktual dan rasional.” Ungkap Ustad Muhaimin S,sos. sebagai pembicara dalam talkshow komunikasi mengenai gaya komunikasi pemimpin yg efektif pada Sabtu, (15/06/2024).
Menurut Ustad Ali Zainal Abidin, “adalah sebuah keharusan untuk memiliki karakter kepemimpinan dengan meneladani Rasulullah Saw. Memimpin dengan berani, sabar, bertanggung jawab, terpercaya dan hanya berorientasi pada tujuan-tujuan ukhrawi.” Tuturnya sebagai pemateri dalam talkshow kepemimpinan, perihal memimpin dan cara memimpin.
Kegiatan ini ditutup dengan pembagian hadiah kategori individu dan kelompok sebagai apresiasi dari para panitia atas kedisiplinan dan keantusiasan santri dalam mengikuti jalannya LDKS. Kegiatan ini menekankan pada pentingnya tanggung jawab, integritas, solidaritas, kepercayaan, serta kerja sama antar anggota dan pemimpinnya. Menjadi sebuah harapan akan pengalaman dan pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan LDKS ini agar para santri dapat memberikan kontribusi positif terhadap dirinya, sosialnya, lingkungan pesantren, dan masyarakat sekitarnya.
Kontributor: HAZ