DISKUSI BEDAH KONSEP “KONSEP KARL MARX : AGAMA ADALAH CANDU”

Moderator               : Nazilatur Rohmah

Pemateri 1               : Waritsin

Pemateri 2               : Isma Nur Fatimah

Tempat                     : kelas al-askary

Hari, Tanggal           : Jumat, 24 Desember 2021

Waktu                       : 20.00 WIB – 22.00 WIB

Keywords :

  1. Kendala terhadap pemaknaan kata: konsep Karl Marx “agama adalah candu” kata candu menjadi kesalahpahaman kepada para pembaca jurnal Marx.
  • Sesi pembukaan
  • Sesi penyampaian materi oleh narasumber
  • Sesi Q & A
  • Sesi diskusi atau interaksi narasumber kepada peserta bedah konsep
  • Sesi kesimpulan
  • Penutup

Isi penyampaian materi oleh narasumber:

Pemateri pertama sedikit menjelaskan tentang Biografi marx, beliau lahir pada 5 mei 1818 dari pasangan heinrich marx(1777-1883), dan henriette pressburg (1788-1863) lahir di bruckkengasse 664,trier, sebuah kota yang saat itu bagian dari provinsi rhein hillir, kerajaan prusia tepatnya di daerah rhineland jerman. Beliau adalah seoraang jurnalis karena dia tidak memperoleh jabatan dosen di universitas tersebut seperti yang diharapkan. Pada tahun  1844 mempublukasikan pengantar atas “A Critical of hegel’s Philosophy of right” paragraf pembuka dari karya ini memberikan ringkasan yang paling detail tentang pandangan marx terhadap agama.

Pemateri mengungkapkan toeri dari marx yaitu ‘Agama adalah candu aslinya di tulis  dalam bahasa jerman die religion …ist das opinion des volkes (“agama adalah opium bagi masyarakat”)’ ini adalah kutipan terkenal dari MARX meski Sebagian orang memahaminya hanya sepotong-potongm atau disalah artikan sehingga kutipan ini digunakan untuk menyerang Karl Marx. Seolah-olah inti ajarannya memusuhi agama atau sebaliknya oleh yang anti agama untuk memojokkan mereka yang memeluk agama. Kutipan tadi berasal dari judul tersebut pada tahun 1843 yang tidak di terbitkan hingga waktu kematiannya .penggalan ini mulai terpisah sejak 1844, dalam jurnal marx Deutsch_franzosische jahr bucher berkolaborasi dengan Arnold ruge.

Makna pernyataan dari tulisannya marx sebenarnaya sedang meembuat argumen struktural fungsionalisme dari agama , dan secara partikelir  tentang agama yang terorganisasi, marx percaya bahwa agama memiliki fungsi tertentu,dalam masyarakat yang mirip dengan fungsi opium terhadap orang sakit atau cidera. ia mengurangi rasa sakit dan memberi ilusi  yaqng menyenangkan kepada sisakit. Di sisi lain agama , seperti opium juga mengurangi energi dan keingin mereka untuk melawan realitas yang opresif,tak punaya hati , dan tak punya jiwa yang telah di paksakan kapitalisme kepada mereka.

Marx sendiri sering menulis tentang agama dan tidak bersikap anti terhadapnya. Ia tidak memiliki komitmen pandangan apapun saat awal menulis tentang agama. Namun ketertarikannya untuk memasukkan gagasan tentang agama diawali dengan ketertarikannya pada kritik agama yang disampaikan oleh Bruno Bauer dan terutama oleh Ludwig Andreas von Feuerbach atau lebih dikenal sebagai Ludwig Feuerbach secara radikal

Inilah yang membuat Marx menemukan adanya hubungan ‘kotor’ antara gereja dengan pemegang kekuasaan yang terjadi di ranah agama dan politik Eropa pada abad 19.

Sesi Q & A:

  1. Pertanyaan :

Munawir “apa yang mendasari Karl Marx sehingga mengungkapkan teori ini?”

Jawaban:

Jawab pemateri 1 “Yang mendasari Karl Marx mengungkapkan teori ini yaitu adanya hubungan ketidaksehatan antara kaum gereja dan kaum elit namun dalam teori nya tersebut bukan agama yang dipermasalahkan namun karena kaum-kaum kapitalis yang berusaha mengubah maksud dari suatu agama. Hingga Marx tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang keagamaan meskipun ia adalah seorang atheis tapi ia tidak anti terhadap agama. Ia tidak memiliki komitmen pandangan apapun saat awal menulis tentang agama. Namun ketertarikannya untuk memasukkan gagasan tentang agama diawali dengan ketertarikannya pada kritik agama. Kemudian marx mengungkapkan teorinya dalam jurnal marx Deutsch_franzosische jahr bucher berkolaborasi dengan Arnold ruge. Marx menuliskan pada tahun 1843 sebagai introduksi untuk sebuah buku yang mengkritisi  filsuf georg wilhelm friedrich hegel yang menulis philosophy of right pada tahun 1820.introduksi ini di terbitkan pada tahun 1844 sebuah jurnal kecil, buku tersebut di terbitkan setelah ia meninggal.”

“yang mendasari teori ini diungkapkan oleh marx yaitu karena kekecewaan marx terhadap kaum agama kristen yang lebih mengutamakan derajat yang lebih tinggi yaitu kaum-kaum elit yang berusaha menindas kaum yang lemah terdapat pada tulisan Marx lainnya bahwa “día pada dasarnya seorang atheis dan meskipun día mengekspresikan sikap positif terhadap mistikus jerman Jacob boehme tapi sikapnya terhadap agama secara umum adalah sikap kebencian. Khususnya dalam kaitannya dengan keterkaitan agama dengan penindasan politik”.” Lanjut pemateri kedua untuk menjawab pertanyaan dari audiens.

  • Pertanyaan:

Norma “ bagaimana marx bisa sampai pada kesimpulan itu yaitu konsep yang diungkapkan dan bagaimana pandangan marx terhadap realitas agama itu sendiri?”

Jawaban:

Pemateri 1 menjawab “Ia mengungkan teori tersebut karena pada abad ke 19 dimana masyarakat pada saat itu banyak melakukan hal yang tidak bermanfaat yaitu opium yang membuat mereka kehilangan kesadaran, kemudian Marx menghubungkan opium ini dengan agama yang dimana pada saat itu juga masyarakat mengalami krisis keagamaan berupa penindasan terhadap kaum-kaum lemah. Namun, saat Marx mulai menghubungkan kedua hal tersebut sebelumnya ia percaya bahwa agama memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat yang mirip dengan fungsi opium terhadap orang sakit dan cedera.ia mengurangi rasa sakit dan memberi ilusi yang menyenangkan kepada si sakit. Di sisi lain agama , seperti opium juga mengurangi energi dan keingin mereka untuk melawan realitas yang opresif,tak punaya hati , dan tak punya jiwa yang telah di paksakan kapitalisme kepada mereka. Kemudian pandangan Marx terhadap realitas agama itu sendiri yaitu agama yang dibuat oleh manusia sendiri dengan kata lain adalah kesadaran.”

  • Pertanyaan:

Akhyar “ apa yang mendasari Karl Marx sehingga mengkritik Feuerbach?”

Jawaban:

Feuerbach menggunakan bentuk hegelian  menggkeritik agama, tetapi marx mengunakan gagasan itu untuk mendekskripsikan kondisi-kondisi sosial yang ada yakni model produksi kapitalis. Bagi Marx ateisme tidak dapat di pisahkan dari humanisme ( tentang persoalan ini lihat tucker 1965 link 1980 dan miranda 1980.)

  • Pertanyaan :

Endang Lestari pengertian candu itu apa ? dan juga sumber dan konotasinya apa ?

Jawaban :

Pemateri kedua pun spontan menjawab pertanyaan dari audiens “ pengertian candu dalam KBBI adalah getah kering pahit berwarna coklat kekuning-kuningan yang diambil dari buah pepaver somniverum,dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang rasa kantuk serta menimbulkan rasa ketagihan.’’

Kemudian pemeteri pertama meneruskan jawaban dari pemateri 1 bahwa candu itu dalam konteks ini jelas bahwa itu adalah sebuah kata kiasan yaitu memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Ini adalah makna majazi dari kata candu, jikalau hanya diartikan dengan definisi yang ada maka tidak bakalan ketemu maksud dari konteks ini. Seperti halnya opium itu bagi pengguna membuat para pengguna tersebut merasa candu. Makanya seperti yang telah saya jelaskan bahwa beliau menemukan fungsi yang sama dari agama dan opium yaitu sama-sama candu. Hingga marx mengungkapkan “agama adalah candu” namun masih banyak yang salah paham terhadap teori ini.

sesi diskusi atau interaksi narasumber kepada para peserta bedah konsep

Safia adalah seorang peserta bedah konsep yang ingin mengawali pemaparan konsepnya, beliau mengatakan bahwa “ dalam jurnal yang di tulis Karl Marx pada tahun 1938 dikatakan bahwa “ agama adalah keluh kesah dari masyarakat yang tertindas karena pemerintah pada saat itu menggunakan kekuasaan dan agama untuk memobilisasi masyarakat. Hingga akhirnya beliau mengungkapkan obat yang utama adalah “agama adalah candu” yaitu opium masyarakat. Namun penerjemah bisa mengubah makna dari makna yang sebenarnya sehingga para pembaca dari apa yang dibaca bisa tersalahpahami, tidak mengambil makna yang sebenarnya dan bisa jadi pemahaman para penerjemah dan pembaca tidak sampai kepada makna sebenarnya yang di majazikan”. Kemudian salah satu peserta mengangkat tangannya yang bernama Zagi Aranggi Khumail ingin mengungkapkan pemikiriannya terhadap konsep ini “agama adalah opium bagi masyarakat, opium adalah obat peringan pikiran. maksudnya meringankan beban manusia makanya manusia sekarang beragama menurut masing2. Agama candu adalah pandangan dari komunis karena ribet dan tidak ada manfaatnya membuat orang menjadi terpecah belah. Memang Dunia adalah penjara bagi umat beragama namun percayalah bahwa kita kalah didunia tapi kita akan menang di akhirat.”

Retno              : karl marx dan hegel berselisih. Hegel adalah oranng yang spiritualis ‘negara adalah kebebasan’ marx terpengaruh dengan Hegel.

Untuk membantah pernyataan dengan Hegel karena …..

Religions of the side. Agama adalah opium bagi masyarakat. Kenapa menjadi sorotan konsep ini? Atheis itu natural. 1930an cetakan bukunya. pada Abad 19 konotasi opium itu adalah memberi ilusi kebahagiaan. Menggunakan kalimat opium tersebut karna kecewa pada pelaku keagamaan yaitu pemerintah elit. Agama candu relevan untuk zaman sekarang.

Ichram             : saya tidak menerima kata opium sebagai makna candu yaitu obat karena bakalan jauh dari makna aslinya. Konteks yang salah oleh para pembaca jurnal2 marx. apa kesaamaan opium dan agama? ‘agama adalah desah nafas ……..” contoh sholat mendapatkan ilusi ketenangan. Intinya adlah dia ingin mengatakan bahwa agama harus dijelaskan pada rana social dan ekonomi bukan hanya bahasa surga dan neraka, dosa dan pahala karena Ini menjadi bahan mobilisasi masyarakat.

norma              : manusia akan tersesat apabila ia tidak menerima nilai agama yang ditawarkan.

widad              : masyarakatlah yang butuh pada agama.

Ari                   : jangan sampai agama menghambat orang2 yang ingin memiliki kekuasaan. Jangan terpaku pada keadaan ini. Harta tahta tidak ada keterhubungan dengan agama tapi tergantung pada dirinya masing yang mengatasnamakan agama.

Tara                 : konsep ini menuai banyak kritikan sehingga banyak menerinya kritikan bahwa Karl ini atheis yang anti agama. Semangat tetap hidup dalam penindasan pemerintah. “Kesadaran masyarakat terbatasi oleh agama” marx.

Dimas              : pandangan marx terhadap agama “sering menulis masalah agama tapi tidak anti terhadap agama”  marx menemukan hubungan kotor antar gereja

Endang K        :

Nahar              : “agama adalah jawaban pertanyaan2 yang akan datang” Kalam jadid. “ mutadha mutahari dalam bukunya “ …..”.

Endang L        : ….

Arni                 : maksud marx adlah karena menemukan hubungan kotor antara kaum gereja dan penguasa

Mutiara           : agama dijadikan sarana untuk membodohi buruh dan sangat rentan agama ini sebagai alat untuk menindas yaitu dijadikan alat propaganda politik, menindas kaum yang lemah.

Nadia              : menurut abdurrahman wahid “ agama memiliki sasaran ideal,”. Agama melengkapi kehidupan manusia. Manusia membuat agama dan bukan agamaa yang membuat manusia tapi agama menjadi wadah untuk manusia dan manusia juga tidak berlepas diri dari agama.

azizah              : candu yaitu menghilangkan rasa sakit. Apakah semua agaama itu candu ?

khusnul           : agama diciptakan untuk menghentikan perang justru agama dijadikan alat untuk berperang

wafiq               : agama tidak menghasilkan solusi yang nyata justru,…

akhyar             : menurut saya “ agama itu bukan candu tapi keterpaksaan bagi mereka yang merasa terpaksa, agama adalah keresahan yang penuh dengan keresahan.”

Abi nawir        : agama dimaknai sebagai candu yaitu ilusi kebahagiaan. Manusia mengasingkan diri kedalam agama. Ketika marx mengkritik bahwa ada Kong Kali Kong terhadap pemuka kapitalis. Agama itu ditafsirkan masyarakat, surga adalah Dunia.

Karl marx Pemikir prancis yang cukup berpengaruh bahkan sampai ke indonesia.

Sesi kesimpulan

Isma “Sejarah mark menuliskan pada tahun 1843 sebagai introduksi untuk sebuah buku yang mengkritisi  filsuf georg wilhelm friedrich hegel yang menulis philosophy of right pada tahun 1820.introduksi ini di terbitkan pada tahun 1844 sebuah jurnal kecil, buku tersebut di terbitkan setelah ia meninggal.

Makna pernyataan dari tulisannya marx sebenarnaya sedang meembuat argumen struktural fungsionalisme dari agama , dan secara partikelir  tentang agama yang terorganisasi, marx percaya bahwa agama memiliki fungsi tertentu,dalam masyarakat yang mirip dengan fungsi opium terhadap orang sakit atau cidera. ia mengurangi rasa sakit dan memberi ilusi  yang menyenangkan kepada sisakit. Di sisi lain agama , seperti opium juga mengurangi energi dan keingin mereka untuk melawan realitas yang opresif,tak punaya hati , dan tak punya jiwa yang telah di paksakan kapitalisme kepada mereka.

Interpretasi lenin  atas tuliasan mark yang memebuat pernayataan bahwa  lebih tajam terhadapa agama , lenin sanagat kritis terhadapa agama  yang ditulis dalam bukunya “religion”. “atheisme itu alami dan bagian tak terpisahakan dari marxisme dari sebuah teori dan perakatik dari sosialisme ilmaiah”.”

Waritsin ” : Pandangan Marx atas agama.Marx sendiri sering menulis tentang agama dan tidak bersikap anti terhadapnya. Ia tidak memiliki komitmen pandangan apapun saat awal menulis tentang agama. Namun ketertarikannya untuk memasukkan gagasan tentang agama diawali dengan ketertarikannya pada kritik agama yang disampaikan oleh Bruno Bauer dan terutama oleh Ludwig Andreas von Feuerbach atau lebih dikenal sebagai Ludwig Feuerbach secara radikal. Inilah yang membuat Marx menemukan adanya hubungan ‘kotor’ antara gereja dengan pemegang kekuasaan yang terjadi di ranah agama dan politik Eropa pada abad 19. Marx sadar dan geram dengan kenyataan bahwa kaum elit penguasa itu menggunakan agama untuk memobilisasi rakyat untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Argumen Marx bersama Friedrich Engels adalah bahwa agama harus dijelaskan dalam konteks kondisi sosial dan ekonomi, tidak selamanya harus teologis dan terkotakkan pada dikotomi pahala-dosa dan surga-neraka. Penulisan tentang agama dilakukan sebagai bagian dari budaya masyarakat Eropa pada zaman itu yang terbuka terhadap pemikiran baru dan kritis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *